Musisi Minang Alvis Devitra Meninggal Dunia, Dikenal Lewat Lagu-Lagu Cover Minang Klasik

Alvis Devitra Meninggal Dunia

Alvis Candra Devitra, S.Pd—musisi Minangkabau yang dikenal luas lewat lagu-lagu cover Minang klasik di YouTube dan media sosial—dikabarkan meninggal dunia pada Rabu, 8 Mei 2025. Kabar duka ini pertama kali mencuat melalui kolom komentar akun Instagram pribadinya, @alvisdevitra, dan menyebar cepat di berbagai komunitas daring Sumatera Barat.

Sejumlah komentar dari penggemar dan rekan menyebut Alvis sempat mengalami gangguan lambung yang cukup serius sebelum berpulang. Meski begitu, hingga kini belum ada pernyataan resmi dari pihak keluarga maupun kerabat dekat yang mengonfirmasi penyebab pasti kematiannya.

Alvis Devitra adalah sosok musisi yang sangat lekat dengan akar budaya Minangkabau. Ia merupakan guru Seni Budaya di SMAN 1 Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Lewat kanal YouTube dan akun media sosialnya, Alvis aktif membawakan ulang lagu-lagu klasik Minang seperti Di Sudut Harapan, Pituah Rang Minang, Dendang Malang Bacinto, Batinggakan Sayang, hingga Manjago Cinto Salamonyo. Lagu-lagu tersebut ia aransemen ulang dengan gaya akustik modern yang tetap menjaga nuansa etnik aslinya.

Popularitasnya melonjak berkat pendekatan yang sederhana namun menyentuh. Ia kerap berduet dengan penyanyi muda Minang lainnya seperti Viqrie dan Dayat, dan karyanya banyak diputar tidak hanya di Sumbar, tapi juga oleh perantau Minang di seluruh Indonesia dan luar negeri. Album digitalnya, Dendang Minang, menjadi salah satu rilisan yang paling banyak dibagikan di komunitas pecinta musik daerah.

Penyebab meninggalnya sejauh ini tetap mengarah pada komplikasi penyakit lambung, sebagaimana disebutkan oleh sejumlah pengikutnya.

Kepergian Alvis meninggalkan duka mendalam di kalangan pecinta lagu Minang. Banyak yang mengenangnya sebagai sosok rendah hati dan pelestari budaya yang bekerja dalam diam, namun meninggalkan jejak kuat lewat karya-karyanya.

Dari pantauan Info Pasaman, sejumlah komentar dari kerabat dan penggemar menyebutkan bahwa Alvis sempat mengalami gangguan lambung yang cukup serius dalam beberapa bulan terakhir. Meski belum ada pernyataan resmi dari pihak keluarga.

Alvis dikenal sebagai penyanyi yang membawa angin segar dalam musik tradisional Minang. Lewat kanal YouTube dan media sosial, ia kerap membawakan lagu-lagu klasik seperti Ayam Den Lapeh, Sansai Bana, dan Malereang dengan aransemen yang lebih modern namun tetap menjaga ruh aslinya. Salah satu karyanya yang paling populer, Pitalah Kasiah, ditonton lebih dari satu juta kali dan memperkenalkan kembali lagu itu ke telinga generasi muda.

Bagi banyak penggemarnya, Alvis adalah sosok yang sederhana, tak banyak bicara, tapi kaya karya. Ia memilih jalur independen, membangun karier musiknya dari nol, dan menjadikan media digital sebagai panggung utamanya. “Alvis bukan hanya penyanyi, tapi juga pelestari budaya,” tulis salah satu penggemar di kolom komentar.

Kepergian Alvis Devitra meninggalkan duka yang dalam bagi dunia musik Minang. Namun karya-karyanya akan terus hidup dan dikenang, menjadi warisan berharga bagi generasi penerus.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *