Lubuksikaping, 23 Mei 2025 — Pemerintah Nagari Tanjung Baringin Utara menggelar musyawarah lintas sektoral guna membahas strategi perlindungan habitat ikan di aliran sungai dan anak sungai dari aktivitas penangkapan ikan secara ilegal. Kegiatan yang berlangsung pada Jumat, 23 Mei 2025, ini dihadiri oleh unsur pemerintah nagari, tokoh masyarakat, perwakilan kepolisian, serta pegiat lingkungan dan sektor perikanan.
Musyawarah ini menitikberatkan pada penyusunan strategi perlindungan ekosistem perairan lokal dari dampak destruktif alat tangkap dan bahan kimia berbahaya yang masih kerap digunakan oleh oknum tidak bertanggung jawab. Dalam diskusi tersebut, para peserta sepakat bahwa pelestarian habitat ikan tidak hanya menjadi tanggung jawab aparat, melainkan juga masyarakat yang bergantung pada sungai sebagai sumber penghidupan.
“Kami ingin memastikan bahwa generasi berikutnya masih bisa menikmati hasil sungai yang lestari. Karena itu, perlu ada regulasi tingkat lokal dan penegakan hukum yang jelas terhadap praktik merusak,” ujar Ichsan Efriananda
Langkah ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan, yang melarang keras penggunaan alat tangkap yang merusak serta penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan. Selain perlindungan hukum, upaya edukasi dan penyadaran publik turut diusulkan agar dapat menciptakan kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem perairan.
Sebagai bagian dari solusi jangka panjang, Fishery Line, sebuah gerakan ekonomi alternatif berbasis komunitas yang lahir dari inisiatif Pasaman Bergerak, turut hadir memperkenalkan pendekatan budidaya ikan berkelanjutan. Fishery Line mengajak generasi muda Pasaman untuk menjadi pelaku usaha di sektor perikanan yang ramah lingkungan, mulai dari budi daya, distribusi, hingga pemasaran berbasis digital.
Sejak diluncurkan pada Juni 2024, Fishery Line telah menjalin kemitraan dengan berbagai komunitas lokal dan investor muda untuk mengembangkan sektor perikanan sebagai sumber ekonomi baru. Gerakan ini juga menyediakan pelatihan dan akses pendanaan mikro bagi para pelaku usaha pemula di bidang perikanan.
“Dengan model ekonomi kolaboratif dan teknologi tepat guna, kami yakin anak-anak muda Pasaman bisa menjadi penggerak utama dalam mewujudkan perikanan berkelanjutan,” ujar perwakilan Fishery Line.
Musyawarah ini menjadi langkah konkret menuju tata kelola sumber daya alam yang berkeadilan, berkelanjutan, dan melibatkan seluruh elemen masyarakat.