Bukan Sekadar Festival: Anggota DPRD Sumbar Donizar Gerakkan Pelestarian Adat Minang Lewat Seni di Pasaman

Merawat Budaya Pasaman Merawat Budaya Pasaman

PASAMAN – Pelestarian warisan budaya Minangkabau di Kabupaten Pasaman kembali mendapat angin segar. Kegiatan Sosialisasi dan Festival Seni Budaya Minangkabau, yang digagas melalui Pokok Pikiran (Pokir) Anggota DPRD Sumbar Donizar, berhasil menarik perhatian dan apresiasi tinggi dari Pemerintah Kabupaten Pasaman.

Festival yang mengusung tema “Menjaga Budaya, Merawat Seni – Dari Ranah ke Rasa” ini diselenggarakan di Gedung Syamsiar Thaib, Lubuk Sikaping.

Donizar: Konsisten Memperjuangkan Aspirasi Budaya

Bupati Pasaman, Welly Suhery, ST, secara langsung memberikan apresiasi terhadap konsistensi Donizar. Bupati menilai, inisiatif yang digagas Donizar ini adalah momentum penting untuk meneguhkan semangat pelestarian budaya Minangkabau di tengah arus deras modernisasi.

“Menjaga budaya dan seni adalah tanggung jawab kita bersama sebagai anak nagari Minangkabau. Dengan merawatnya, kita juga menanamkan kebanggaan bagi generasi penerus,” ujar Bupati Welly.

Secara khusus, Bupati Welly Suhery juga memuji Donizar yang dinilainya konsisten memperjuangkan aspirasi masyarakat Pasaman di tingkat provinsi.

“Saya bangga bisa beriringan dengan beliau. Banyak ide dan gagasan yang bermanfaat bagi kemajuan Pasaman,” ungkap Bupati Welly.

Wadah Menguatkan Identitas Generasi Muda

Festival ini menampilkan beragam seni tradisional Minangkabau yang memukau, seperti tari piring, randai, dan musik talempong, yang dibawakan oleh kelompok-kelompok seni lokal seperti Suaro Talago, Sanggar Intan Baludu, Antah Saiyo, Papeh Sakato, dan Pasa Daliak Mudo Saiyo.

Dalam kesempatan tersebut, Donizar menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar ajang hiburan semata, melainkan merupakan wadah yang sangat penting untuk memperkuat identitas dan menanamkan nilai-nilai luhur budaya Minangkabau kepada generasi muda Pasaman.

“Pasaman dan Sumbar punya warisan seni dan adat luar biasa. Tugas kita menjaganya agar tidak hilang ditelan zaman,” tegas Donizar.

Sebagai bentuk komitmen jangka panjang, Donizar juga menyampaikan rencana besar pelaksanaan “Festival Sepuluh Induak” pada tahun 2026, yang diharapkan dapat menghadirkan seniman dari berbagai kabupaten/kota di Sumatera Barat.

Bupati Welly Suhery juga menambahkan bahwa merawat tradisi dan budaya adalah cara paling efektif untuk memperkokoh jati diri masyarakat Pasaman, selaras dengan Gerakan Nagari Bangkit yang berbasis nilai Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK).

Dengan antusiasme masyarakat yang tinggi, inisiatif yang didorong oleh Donizar ini diharapkan menjadi momentum kebangkitan seni tradisi dan semakin memperkuat kebersamaan masyarakat Ranah Minang di Pasaman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *