Pasaman, 12 Juni 2025 – Kabupaten Pasaman kembali menjadi sorotan dalam diskusi publik bertajuk “Pasaman sebagai harapan peluang usaha agrikultur?” yang akan digelar Sabtu, 14 Juni 2025. Acara ini bukan sekadar forum diskusi biasa, tetapi bisa menjadi penanda arah baru masa depan ekonomi Pasaman yang lebih mandiri dan berkelanjutan.
Dengan tanah yang subur, iklim yang stabil, serta masyarakat yang sejak lama menggantungkan hidupnya pada pertanian, Pasaman memegang kartu truf untuk menjadi pusat agrikultur unggulan. Ditambah komoditas potensial seperti padi, jagung, kopi, dan kakao, serta dukungan teknologi pertanian yang semakin terjangkau, peluang Pasaman untuk bersinar di sektor ini tidak bisa dianggap enteng.
“Jika kebijakan daerah sejalan dengan inovasi teknologi dan semangat generasi muda, maka Pasaman bisa menjadi barometer pertanian Sumatera Barat, bahkan Indonesia,” kata Mastok Setyanto, pembicara utama dalam diskusi mendatang, yang dikenal sebagai pengamat agrikultur sekaligus praktisi program pemberdayaan desa.
Diskusi akan dimoderatori oleh M. Ichsan Efriananda, tokoh muda yang aktif menyoroti isu-isu pembangunan daerah. Acara ini juga akan dibuka oleh Anggit Kurniawan Nasution, inisiator gerakan Aksi Kita Nyata Pasaman .
Namun, antusiasme ini diiringi dengan pertanyaan kritis: kapankah masyarakat benar-benar bisa meraih dan merasakan manfaat dari potensi besar ini? Harapan tanpa arah jelas hanya akan memperpanjang daftar wacana pembangunan yang tak kunjung menyentuh realitas.
Diskusi yang akan berlangsung pada pukul 09.00–11.00 WIB ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang tukar gagasan, tetapi juga titik tolak lahirnya strategi nyata. Terutama dalam merumuskan kebijakan agribisnis yang menguntungkan petani kecil dan membuka ruang investasi agrikultur berbasis lokal.
Bagi masyarakat Pasaman, ini adalah momentum: apakah akan menjadi saksi dari bangkitnya sektor agrikultur sebagai tulang punggung ekonomi daerah, atau kembali mengubur peluang di bawah tumpukan janji dan rencana tanpa eksekusi?