Senin, 23 Juni 2025, suasana Kampus IPDN Jatinangor, Sumedang, tampak semarak menyambut pembukaan Retret Nasional Kepala Daerah Gelombang II. Acara empat hari ini resmi dibuka oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, yang menegaskan pentingnya memperkuat kebangsaan, solidaritas, dan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah. Sebanyak 86 pimpinan daerah—mulai dari gubernur, wakil gubernur, hingga bupati, wakil bupati, wali kota, dan wakil wali kota—bersama-sama mengikuti rangkaian materi yang dirancang untuk mengasah kemampuan kepemimpinan, komunikasi politik, ketahanan nasional, hingga kerja sama tim.
Berbeda dengan gelombang pertama yang digelar di Magelang, pilihan lokasi Jatinangor dinilai lebih strategis karena aksesibilitasnya yang baik dari Bandung dan Jakarta. Di sinilah, para kepala daerah baru hasil Pilkada 2024 yang belum sempat mengikuti retret sebelumnya—baik karena proses Pemungutan Suara Ulang maupun keterlambatan pelantikan—memperoleh kesempatan untuk “menyusul” teman sejawatnya dalam mendapatkan pembekalan kebijakan nasional.
Salah satu pasangan kepala daerah yang menjadi sorotan adalah Bupati dan Wakil Bupati Pasaman terpilih, Welly Suhery dan Parulian Dalimunthe. Resmi dilantik pada 30 Mei 2025 oleh Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah, keduanya menutup rangkaian panjang tahapan PSU yang berlangsung sejak 19 April lalu. Bagi Pasaman, kehadiran Welly dan Parulian di retret ini bukan sekadar memenuhi kewajiban protokoler, melainkan momentum strategis untuk menyelaraskan visi pembangunan daerah dengan arah kebijakan pusat.
Retret ini diharapkan memberi modal intelektual dan jaringan strategis bagi kepala daerah baru seperti Welly dan Parulian, guna mempercepat implementasi program pasca-pelantikan. Dengan bekal materi dari kementerian dan tokoh nasional, serta interaksi langsung dengan rekan–rekan sejawat dari berbagai daerah, Pasaman kini memiliki pondasi lebih kuat untuk mengejar target-target pembangunan yang selaras dengan program pemerintah pusat.
Menutup hari kedua retret, Tito Karnavian kembali menegaskan bahwa sinergi pusat–daerah bukan sekadar jargon: “Keberhasilan pembangunan nasional akan terwujud manakala seluruh elemen pemerintahan berjalin kolaborasi nyata.” Bagi Welly Suhery dan Parulian Dalimunthe, kata-kata ini menjadi penyemangat untuk membawa Pasaman melaju lebih cepat—menjadi kabupaten yang tidak hanya maju secara fisik, tetapi juga kokoh dalam nilai kebangsaan dan sinergi antardaerah.