Pasaman Luncurkan Program Nagari Tangguh Bencana, Perkuat Kesiapsiagaan dari Tingkat Desa

Bupati Pasaman foto: ANTARA Bupati Pasaman foto: ANTARA

Info Pasaman – Pemerintah Kabupaten Pasaman resmi meluncurkan program Nagari Tangguh Bencana sebagai bagian dari percepatan 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Pasaman periode 5 tahun ke depan. Peresmian program ini berlangsung di Lubuk Sikaping pada Minggu (31/8/2025).

Bupati Pasaman, Welly Suhery, menegaskan bahwa pembentukan Nagari Tangguh Bencana bukan sekadar seremoni, melainkan wujud nyata pelaksanaan amanat hukum. Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) serta Permendagri Nomor 101 Tahun 2018 yang menekankan kewajiban pemerintah daerah dalam penanggulangan bencana.

“Melindungi masyarakat dari ancaman bencana adalah kewajiban hukum. Pemerintah daerah harus hadir dalam penyediaan informasi rawan bencana, peningkatan kesiapsiagaan, hingga penyelamatan dan evakuasi korban,” ujar Bupati.

Pasaman sendiri menghadapi risiko tinggi terhadap sembilan jenis bencana, mulai dari gempa bumi, banjir, longsor, banjir bandang, abrasi, angin kencang, badai, hingga puting beliung. Dengan indeks ketahanan daerah yang masih rendah (0,31) dan indeks risiko yang tinggi (177,65), nagari dituntut menjadi garda terdepan dalam penguatan kelembagaan siaga bencana.

Saat ini, dari 62 nagari di Pasaman, 50 telah membentuk Nagari Siaga Bencana dan empat di antaranya sudah berstatus Tangguh Madya. Namun, masih ada nagari yang belum memiliki kelembagaan tersebut.

“Seluruh nagari wajib membentuk kelembagaan siaga bencana demi keselamatan masyarakat,” tegas Bupati.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pasaman, Wenny Thamsil, mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama menghadapi cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi yang dapat memicu banjir, longsor, dan pohon tumbang.

“Masyarakat yang tinggal di bantaran sungai besar di Bonjol, Lubuk Sikaping, Panti, dan Rao Selatan harus waspada terhadap luapan arus. Begitu juga warga yang bermukim di lereng perbukitan perlu siaga terhadap longsor,” ungkapnya.

Sebagai langkah mitigasi, BPBD bersama stakeholder rutin melakukan edukasi, patroli kesiapsiagaan, dan penghijauan. Salah satunya adalah penanaman 500 batang pohon di kawasan Embung Bubusan, Kecamatan Simpati, bekerja sama dengan komunitas Sayang Bumi Pasaman dan Dinas Kehutanan.

Dengan program Nagari Tangguh Bencana, pemerintah daerah berharap kesiapsiagaan masyarakat semakin kuat sehingga mampu menekan risiko korban jiwa dan kerugian akibat bencana alam.

(Disadur dari ANTARA, foto: ANTARA)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *