Lubuk Sikaping (ANTARA) – Pembangunan pembangkit listrik energi panas bumi (geothermal) di Bonjol, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, kini memasuki tahap Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (PSPE) pengeboran. Tahap persiapan ini dikerjakan oleh PT Medco Geothermal Sumatera (MGSu) sejak Kamis (12/6).
Bupati Pasaman, Welly Suhery, menekankan pentingnya masuknya investasi bagi keberlanjutan pembangunan daerah, sembari tetap menjaga stabilitas dan keamanan. “Mohon dukungan seluruh pihak. Bila terdapat persoalan, mari cari solusinya bersama. Investor untung, masyarakat juga diuntungkan,” ujarnya.
Atas nama Pemkab Pasaman, Welly menyampaikan terima kasih kepada PT Medco Geothermal Sumatera atas investasinya. Ia juga meminta perusahaan memprioritaskan tenaga kerja lokal, khususnya masyarakat Bonjol, dalam setiap tahap proyek. “Saya sudah berbicara dengan Direktur PT Medco dan meminta agar tenaga kerja lokal menjadi prioritas,” tambah Bupati.
Sigit Widiatmoko, Site Manager PT MGSu, memaparkan bahwa proyek ini semula dijadwalkan berjalan sejak 2019, namun tertunda akibat pandemi COVID-19. “Aktivitas baru dimulai November 2023 dengan pengambilan data lapangan, dilanjutkan sosialisasi pembebasan lahan pada Maret 2024, dan pembangunan jalan menuju lokasi pengeboran pada Desember 2024,” jelas Sigit.
Pada Juni 2025 ini, MGSu memulai tahap ‘Parklane’—titik awal pengeboran pertama—untuk mengukur tekanan uap dan suhu panas bumi. Proyeksi teknis menunjukkan temperatur maksimum sekitar 150°C (kategori “medium low”), dengan potensi kapasitas listrik hingga 35 kV. Uap panas tersebut akan menggerakkan turbin pembangkit yang ditarget beroperasi penuh pada rentang waktu hingga 2032.
Pengeboran awal dilakukan di dua lokasi: Bonjol 1 (Kampung Tampang) dan Bonjol 3 (Sungai Limau). “Tapak sumur dan kolam pengolahan lumpur hasil pengeboran sudah selesai dibangun pada Maret lalu. Kedalaman pengeboran awal mencapai 1 km ke dalam perut bumi,” kata Sigit.
Kepala DPMPTSP Kabupaten Pasaman, Yusnimar, mengungkap nilai total investasi PT MGSu mencapai Rp4 triliun. “Sampai tahap PSPE ini, perusahaan telah mengucurkan dana sekitar Rp150 miliar,” ujarnya.
Pemkab Pasaman beserta jajaran terus memantau progres proyek untuk memastikan setiap tahapan berjalan sesuai rencana. Bupati Welly menegaskan agar segala permasalahan yang muncul dievaluasi secara rinci dan diselesaikan per kasus, “Jangan digeneralisasi, agar perusahaan tetap operasional dan masyarakat tidak dirugikan, sesuai kaidah hukum yang berlaku.”
Pemerintah daerah berharap kehadiran investasi ini dapat mengkompensasi berkurangnya dana transfer pusat, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Sumber: ANTARA News (Heri Sumarno)